Rinai air mata ini mungkin tak mampu melukiskan seberapa terlukanya aku. Bulir air mata ini tentu tak sejajar dengan semua pengorbananku untuk kamu. Aku juga tahu, berapa mili pun air mata yang merebak, tak kan bisa menjelaskan seberapa dalamnya aku terluka karena kamu. Satu hal yang pasti, masih ada setitik rasa untuk kamu di dalam dasar jurang hati ini. Tetapi, mungkin rasa itu telah sirna, mungkin rasa itu telah berubah, karena sekarang nyatanya, aku tak bisa merasakan apa-apa. Hatiku mungkin lelah dan mulai mati rasa. Itu semua bukan karena kamu, bukan karena dirimu, tetapi karena perasaanmu. Perasaanmu memupuskan hidupku, merobek semua harapan yang sempat tumbuh. Perasaanmu perlahan menggiringku menuju kesengsaraan dan rasa sakit. Perasaanmu padaku lah yang telah membuat aku kian terhimpit dalam segala ancaman duka. Kamu dan perasaanmu. Aku butuh kamu dan perasaanmu. Tetapi perasaanmu yang seperti itu, membuat tubuhmu dan dirimu berangsur menjauh. Dan kini, kamu, juga perasaanmu benar-benar hilang.
Hatiku terus mengelabu. Sangsi menanti kamu dan perasaanmu akan kembali. Hingga detik ini, satu kata yang kembali terucap di bibirku, "Aku mati karenamu"
0 komentar:
Posting Komentar