Sabtu, 24 Agustus 2013

Jatuh Cinta Pada Nada

     Ini detik yang kemilyaran kalinya untukku bisa menghela udara. Semua baru dimulai. Semuanya. Kegilaan dan tangisan itu mungkin akan kembali hadir. Mengisi setiap detak jam dengan tekanan atau mungkin sebuah kekosongan yang berlarut-larut.
     Ini bukan hanya kisah tentang kamu atau juga tentang mimpiku. Ini adalah tentang duniaku. Dan itu berarti tentang segalanya.

     Hanya dengan berkisah tentangmu, sesuatu terlihat lebih hidup. Begitu pula ketika aku bercumbu dengan kertas dan pena berhias kupu-kupu. Mereka seolah berkata, 'Ayo! Cepat ceritakan apa yang terjadi hari ini' Namun aku hanya bergumam, 'Hari ini menyenangkan, akan selalu menyenangkan. Karena aku bisa melihat senyum itu lagi'

     Tahukah, setahun yang lalu, tak ada sama sekali gurat senyum yang mampu jadi penghapus laraku. Hanya senyum mu yang punya kekuatan ampuh. Seperti penyihir yang bisa mengelabui semua hanya dengan sekali hunusan.
     'Jadi apa klub yang akan kau pilih?' seolah sepasang pena dan kertas yang saling jatuh cinta itu bertanya, bersama, serempak. 'Aku.. akan memilih klub paduan suara.'
     Kemudian, tanpa paksaan, jemariku menulis sebaris kisah tentangmu hari ini.
     Suara gitar itu beralun memenuhi udara. Indah dan berasal dari hati. Tanpa aku sadari, nada itu membawaku menuju ujung suara. Dan di sana, seperti ada malaikat tengah berkisah tentang isi hatinya. Bahwa ia sedang jatuh cinta. Jatuh cinta pada nada.
     Dan dalam kebisuanku tentangmu, aku selalu berkisah. Akan selalu berkisah. Bahkan jika itu artinya aku harus ikut klub paduan suara, tak ada salahnya. Karena aku berharap, aku yang kali pertama menyanyikan lagu ciptaanmu. Meski aku tahu, akan jauh lebih banyak luka yang tertancap di sini.
     Di hati.
   
 

Template by Best Web Hosting