Siang harusnya penuh cahaya

Mentari berlari menjauh, dan tergantikan oleh kelam awan hujan. Terik sang surya di kala siang menghilang. Tenggelam dalam balutan awan legam dengan angkasa yang nyaris tak bercahaya.
Di mana mentari? Dimana sang surya? Di mana cahaya?
Aku disini, mendongakkan kepala tanpa sedikitpun memicingkan mata. Perlahan, amat perlahan, manik mata ini berkedip beberapa kali. Ya, aku melihat cahaya. Ada setitik cahaya yang sama sekali tak bisa dihempas sang mendung. Itu.. dia..
Cahaya itu... ada di sini... Di dalam diri.. Di dalam hati...
2 komentar:
menyentuh sajakmu nissa.. salam kenal ya...
tulisanmu bagus-bagus semangat berkarya ya..
Mengundang juga rekan blogger
Kumpul di Lounge Event Tempat Makan Favorit
Salam Bahagia
Terima kasih =D
Posting Komentar