Cyberbullying
adalah praktik pelecehan, penyiksaan, ancaman, penghinaan, mempermalukan
seorang yang masih anak-anak, pra-remaja atau remaja dengan menggunakan media
internet, teknologi digital atau telepon genggam. Jika perlakuan ini melibatkan
orang dewasa maka disebut sebagai cyberstalking atau “adult cyber-harrasment”
bukan cyberbullying.
Ada
dua cara dalam melakukan cyberbullying yakni menyerang secara langsung dengan
cara mengirim pesan kepada korban dan yang kedua adalah menggunakan
proxy. Bentuk kedua ini lebih berbahaya karena dilakukan dengan cara
menggunakan orang lain untuk menyerang korbannya serta terkadang melibatkan
orang dewasa.
Pada
umumnya anak-anak melakukan ini didasari oleh kemarahan, balas dendam atau rasa
frustasi. Terkadang mereka melakukan ini hanya untuk bercanda atau karena
mereka bosan dan memiliki banyak waktu untuk bermain-main dengan perangkat
digital mereka. Beberapa dari mereka juga melakukan ini secara tidak sengaja
atau untuk mencari kesenangan semata dan melihat respon anak
lainnya. Menurut data dari survey yang dilakukan I-safe.org terhadap 1500
orang siswa antara kelas 4 sampai kelas 8 yang dipublikasikan oleh ABCNews pada
bulan September tahun 2006 terdapat :
-42%
dari anak-anak telah menjadi korban cyberbullying. Satu dari empat orang itu
bahkan mengalami lebih dari satu kali
-35%
dari anak-anak telah diancam secara online. Bahkan satu dari lima anak
mengalami hal ini lebih dari satu kali.
-21%
dari anak-anak telah menerima pesan atau email yang berisi kata-kata kasar.
-58%
dari anak-anak mengakui seseorang berkata kasar atau menyakitkan secara online.
Lebih dari empat dalam sepuluh anak menyatakan hal ini telah terjadi lebih dari
sekali.
-58%
dari korban tidak pernah memberitahu orang tuanya atau orang dewasa mengenai
apa yang terjadi pada korban.
Menjadi
seorang korban cyberbullying merupakan pengalaman yang kurang menyenangkan.
Beberapa remaja yang melakukan cyberbullying akan melakukan hal berikut ini.
1.
Berpura-pura mereka adalah orang lain untuk menjebak korban.
2.
Menyebarkan kebohongan dan rumor tentang korban.
3.
Menjebak korban dengan cara menyingkapkan informasi pribadi korban.
4.
Mengirim atau menyebarkan pesan yang kasar.
5.
Mempublikasikan gambar korban tanpa seijin korban.
Bahkan
81 persen dari remaja pelaku cyberbullying merasa hal ini menyenangkan.
Ada
beberapa tindakan yang perlu diambil seorang remaja jika dia menjadi salah satu
korban cyberbullying. Tindakan itu antara lain :
1.
menutup seluruh jalur komunikasi dengan cyberbullying.
2.
Menghapus pesan tanpa membaca pesan tsb.
3.
Memberitahukan kepada seorang teman tentang cyberbullying tsb.
4.
Melaporkan masalah tersebut kepada internet service provider atau moderator
situs yang bersangkutan.
Beberapa
remaja juga menemukan beberapa tindakan yang perlu diambil untuk menghindari
cyberbullying, diantaranya :
1.
Menolak untuk melanjutkan pengiriman pesan cyberbullying.
2.
Mengatakan kepada teman mereka untuk menghentikan cyberbullying.
3.
Menutup jalur komunikasi dengan pelaku cyberbullying.
4.
Melaporkan tindakan cyberbullying tsb kepada orang dewasa yang dapat dipercaya.
Setiap
orang dapat mengambil bagian untuk menghindari cyberbullying dengan cara :
1.
Membicarakan dengan murid, guru, staf administrasi sekolah untuk membuat
peraturan menentang cyberbullying.
2.
Meningkatkan kewaspadaan tentang masalah cyberbullying kepada komunitas
setempat dengan membangun fasilitator pencegahan hal ini atau melalui
penyebaran brosur.
3.
Membagi pesan anti-cyberbullying kepada orang terdekat.
Tindakan
lain yang perlu dilakukan untuk tetap merasa aman atau cyber-safe adalah :
1.
Jangan pernah mempublikasikan informasi pribadi secara online ( termasuk
nama lengkap, alamat, nomor telepon, nama orangtua, nomor kartu kredit atau
nomor identitas yang lain) atau informasi pribadi teman.
2.
Jangan pernah memberitahu kata kunci kepada orang lain selain orang tua.
3.
Jangan bertemu secara langsung atau bertatap muka dengan orang yang hanya
dikenal melalui situs online.
4.
Beritahu orang tua tentang apa yang dikerjakan saat online.
Pada
dasarnya perangkat digital yang digunakan akan memberi manfaat bagi penggunanya
bahkan orang lain jika didasari dengan pengertian yang benar dan tanggung jawab
tentang penggunaan perangkat digital tersebut. Mulailah memberi pengertian
kepada anak-anak bagaimana memanfaatkan perangkat digital mereka dengan benar
dan bertanggungjawab untuk menghindari cyberbullying ini.
STOP
CYBERBULLYING NOW!!!