Aku lelah.. cukup lelah untuk tetap terdiam dan menarik napas panjang. Kalau saja, waktu bisa ku putar kembali, semenit saja, aku sungguh sangat bersyukur. Sang waktu begitu kejam, menikam dan membelenggu inginku. Menjadikanku tak lebih dari seonggok sampah tak bertuan. Aku... hanya ingin, waktu yang berpihak padaku, karena aku lelah diselimuti bayang waktu yang menuntutku untuk tetap berlari. Aku tahu, dalam hidup harus selalu dan selalu ada perubahan menuju arah yang lebih baik. Namun keadaan tak meyakinkan, meski begitu waktu tetap berjalan. Aku hanya ingin waktu berhenti sesaat, dan aku bisa mengoreksi diriku, mencoba mengubah semua hal buruk dalam diriku, mengusir semua sel-sel pengganggu dalam darahku, dalam nadiku, dan tatkala waktu kembali berjalan ia mendapati diriku yang baru.
Sang waktu tak selamanya kejam. Adakalanya, aku menanti waktu untuk lebih cepat melaju. Sesekali aku juga berharap agar aku segera meninggalkan waktu yang tak berarti ini. Namun, setiap kali aku sadar, bahwa waktu, secepat apa pun dia berlalu, dia akan selalu menentukan, siapa kamu dan untuk apa dirimu.
Karena itu, entah, bagaimana caranya aku bisa tetap menggenggam waktu dan mengendalikannya. Aku hanya... belum mengerti, mengapa harus ada waktu yang mengendalikan ku bak robot. Aku ingin, agar akulah yang mengendalikan waktu, bukan sebaliknya. Tetapi, nyatanya aku belum mampu untuk itu. Dan kini satu tekadku kembali tumbuh dan menjalar hingga sampai di bilik-bilik hatiku. Aku... pasti akan menggenggam waktu, mengendalikannya sesuka hati, dan aku, tak kan lagi menyiakan waktu. Selama napasku masih tersisa, selama jiwa ini masih ada, dan selama detak jantung ini terus berpacu, aku akan menaklukkannya, menaklukkan semua hal yang aku ingin, dan menunggu waktu untuk segera menjawab...
-Biar waktu yang kan menjawab. Aku hanya punya segenggam usaha dan sejuntai doa, hanya itu saja..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar