Sabtu, 28 September 2013

I Am (Not) Strong

     Mataku terpaku pada satu titik yang mendadak membuat dadaku berdesir. Sesuatu yang seketika membuat darahku berhenti mengalir. Kukira, baru kemarin kubuka akun twittermu. Tapi...
      'Syifa Dania'
       Sebuah nama terukir indah di sana. Di biodatamu. Seolah mengikrarkan pada semesta tentang betapa kamu percaya bahwa kamu punya cinta yang layak untuk disebarluaskan. Aku tidak mengkritikmu, atau bahkan mencerca caramu mencintainya. Tapi..
      "Anak itu nggak pantes buat Kakak itu!"
      Benakku dipaksa berkelana tentang celotehan teman-teman. Ketika mereka berusaha jadi pelipur lara disaat hanya air mata yang mampu menggambarkan perasaanku.
      "Kamu kuat, kok!"
       Seolah sudah jadi santapan pagi, sakit dan air mata bagai sebuah kisah senja yang akan selalu datang. Berlalu dan kemudian kembali bertemu.
       Akan tetapi, hati tak lebih dari sekepal tangan manusia. Mereka lemah. Mereka mudah berdarah. Mudah terluka.

       Jika saja, sakit itu bisa diakurasikan dengan angka dan rumus fisika, maka berapa angka yang didudukinya?
       Berapa ton sudah beban itu bersarang dan akhirnya meradang?
       Ketika aku berusaha tegar, tersenyum dan berkata pada diri sendiri bahwa segalanya akan baik baik saja, yang ada hanyalah rasa sakit yang kian berkecamuk. I am not strong, but i'll try to be strong. Because I know, its the consequence. And it means, everyday will be a heavy day.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Template by Best Web Hosting