Deret-deret bangku kantin itu hanya beberapa yang berjajar dengan benar. Buku-buku penuh coretan nampak terbuka pertanda dibaca. Aku duduk dan meletakkan tasku pada sebuah meja kosong. Mataku memandang teman-teman yang beberapa sedang membaca, namun beberapa lainnya tertawa.
Hari terakhir ujian sekolah itu datang. Riuh rendah menggema memenuhi lorong dan ruang kelas yang terbuka. Hari ini.
XII IPA 6
Selalu, ada sebersit senyuman sekaligus kesedihan yang entah kenapa tiba-tiba bersahutan ketika melihat tingkah konyol mereka.
Membayangkan tak ada lagi yang akan bergerombol membicarakan sesuatu yang kita sendiri bahkan tak mengerti.
Tak ada lagi kata "Cieee" yang kompak kita lontarkan.
Tak ada lagi berebut makanan ketika kalimat "Rek, ada yang mau?" terdengar.
Tak ada lagi seragam putih abu-abu.
Tak ada lagi tidur ala ikan pindang di belakang. Semuanya.Tak akan ada hal yang terulang seindah yang lalu-lalu bersama mereka.
Aku melihat langit yang keabuan di tengah-tengah berlangsungnya ujian. Kenapa semuanya terasa begitu cepat sekarang?
"Whooooo, hari terakhir ujian!" salah seorang temanku berseru. Senyumku mengembang samar. Nyaris seperti kutahan. "Ayooo Dota!"
Tak berangsur lama, satu persatu dari mereka pun pergi. Melewati jalan yang berbeda-beda. Termasuk aku yang memilih melewati jalan depan.
Langkahku kaku. Langit yang keabuan seketika menjeratku pada kesedihan yang tak dapat aku jelaskan. Kesedihan begitu aku menyadari bahwa, dalam hitungan hari, perjuangan yang sesungguhnya tiba.
Aku menatap langit. Ah, benarkah dunia ini sempit? Lalu, masih mungkinkah kami dipertemukan kembali?
Angin berangsur datang. Dalam diamku aku bergumam.
Teman, jika pada akhirnya kita harus pergi ke jalan yang berbeda, semoga kita dipertemukan pada ujung yang sama. Kesuksesan.
Masa SMA... Untuk sebuah kisah antara aku dan abu-abu. Antara aku... dan kalian.Ya, kalian.
-25 Maret 2016-