Tidak. Aku tidak benar benar bangga dan bahagia bisa berada disatu sekolah yang sama denganmu. Tidak setelah aku tahu siapa bidadari itu.
Rencana Tuhan terkadang terlalu memojokkan. Dan aku yang harus menanggung beban. Dari sekian banyak kelas, akulah yang kini menempati kelasmu dulu. Bersedih sendiri ketika semua tertawa bahagia. Merasa kosong di tengah jiwa-jiwa yang tengah berbunga.
Ini lucu, tapi tidak membuatku tertawa. Apa takdir hanya seujung kuku? Dan kebetulan kita bertemu pada satu titik tumpu yang sama?
Melihat namamu dan nama gadis itu di papan tulis, membuat luka lama yang jauh lebih membunuh. Ini caramu menunjukkan kekuatan cinta? Berkata pada dunia bahwa ada malaikat dari surga yang menjagamu.
Ini cukup untukku menyadari sesuatu yang harusnya sudah sejak dulu kusadari.
Tapi, apa ini cukup untukmu mengakhiri sakit yang terus kau jatuhkan padaku? Apa tak ada kata lelah bagimu memberiku luka luka yang kelak akan bertambah parah?
Bahkan jika kisah ini bukan untukku, setidaknya aku bersyukur, aku pernah mengenalmu.
Kosong Dalam Kubangan Kebahagiaan
-Annisa-
19.07.13