Awan awan yang nyaris berjatuhan di atas kepalamu, mereka jelas melihatmu. Bahkan mungkin juga mendengarmu. Percayalah, cinta dan kasih tak pernah ada ujungnya. Karena cinta bukan permen karet yang habis manis sepah dibuang. Karena cinta bukan gulali, yang jika lama tergeletak akan mengempis dan akhirnya habis. Cinta bukan bicara soal nyata atau kah selamanya. Tapi, bagaimana kau memperlakukannya. Mendengarkannya. Memahaminya. Merasakannya.
Karena cinta tak seperti patung. Yang dapat lapuk atau dikenang, dan tak hilang. Cinta adalah awan. Yang terkadang kelam. Yang terkadang memberimu perlindungan. Awan juga terkadang marah dan menjatuhimu air mata. Air mata yang tercipta ketika ia tak kuasa menahan luka dan duka yang mendera dirinya...