Jumat, 20 Juli 2012

Detikku

“Yesterday is history, tomorrow is a mystery, today is a gift of God, which is why we call it the present.”

Setiap detik sangat berarti. Karena detik akan menghasilkan menit, dan menit akan berbuah jam. Bila detik berlalu dengan kepedihan, aku berharap detik akan berubah menit secepatnya. Tetapi, jika detikku berlalu dengan kebahagiaan dan canda, aku berharap tak ada lagi menit dan jam yang pada akhirnya akan menghapus momen itu. Aku ingin detik yang indah terus menjadi detik yang tak akan pernah terlupakan. Itu lebih baik, dari pada sehari, sebulan, seabad, yang diisi dengan keraguan dan limpahan rasa sakit, ya itu lebih baik.
Aku akan memilih satu detik bersama, merajut bahagia, memupuk cita dalam masa yang akan selamanya ada. Itu sangat amat lebih baik, ketimbang, kamu, menghempasku dan meninggalkan aku terombang ambing dalam waktu yang sangat lama, bahkan mungkin selamanya aku terluka.
Satu detik sangat berharga. Tak bisa dengan mudah tercipta, yaitu detiap detik yang kulewatkan bersamamu. Setiap detik yang aku habiskan hanya untuk memandang tingkah dan senyum kamu.





Selasa, 17 Juli 2012

My Life, My Choice

Menanti satu hal yang tak pasti seperti berdiri di atas Api dan berharap rasanya akan dingin. Seperti halnya ketika aku menunggu di kala malam tengah berteman bulan tanpa adanya bintang. Beribu bahkan berjuta hal terbayang dan menyeruak dalam benak ini. Sendiri, menahan perih, membuatku mengerti arti sakit hati. Tetapi, menunggu membuatku tumbuh jadi orang baru. Membuatku bertahan dari semua limpahan pilihan yang datang silih berganti.


-to be continued-

Jumat, 06 Juli 2012

Penyesalan yang Terlambat

Malam ini, aku duduk mematung di depan jendela seraya menggenggam sebuah buku. Kedua telingaku tersumbat dua pasang headset yang menyuarakan sebuah lagu yang amat menyentuh. Lagu tentang sebuah penyesalan amat dalam. Perlahan kedua tangan ini membelai lembut buku yang sedang ada di pangkuanku. Sebuah buku tentang kamu, namun bukan tentang diriku. Kubuka lembaran pertama buku itu, kulihat namamu terukir indah bersama ribuan perasaan gundah akan rasa ini. Semuanya terlukis dalam buku itu. Hingga tanpa kusadari langit menitikkan air mata. Merasa bersalah padaku, karna tiap malam, aku selalu duduk di sini, menanti pesan darimu, dengan mengucap harap pada bintang.
Selalu dan selalu aku berkata menyerah. Tetapi aku belum mampu, belum bisa. Karena di setiap langkahku kamu ada. Di setiap mataku terbuka kamu hadir. Bintang selalu menuliskan namamu, awan seringkali menghias langit dengan senyummu. Tapi kamu, membatu.
Langit terus menangis, dan aku juga tak dapat mengelak. Tangis hujan bahkan tak mampu sebandingkan dengan ribuan debit tangisku untuk kamu. Hingga malam ini, aku menangis lagi. Bukan karena aku sedih kehilangan kamu, tapi aku sedih pada diriku. Karena aku amat bodoh. Baru menyadari bahwa aku salah sudah mencintaimu sejauh ini.. 

Kamis, 05 Juli 2012

Sejuta Perbedaan

Jika malam, bersanding dengan bulan dan bintang, tentu aku bahagia melihatnya. Bila mentari berteman pelangi, aku tentu tak akan menyalahkan, karena hubungan mereka indah. Andai, musim semi, diiringi mekar bunga lili, tentu aku akan takjub akan keselarasan mereka. Tetapi, bila aku dan kamu bersatu, kurasa tak akan ada keindahan yang kita buat, kupikir tak ada kebahagian menyelimuti hubungan aku dan kamu, dan kurasa hanya ada kehampaan yang menuntun kita. Karena, aku dan kamu memang tak ditakdirkan bersatu. Karena aku dan kamu, seperti air dan api yang terus bertolak belakang. Karena aku dan kamu bagai hitam dan putih yang selalu berdiri sendiri. Sebab aku dan kamu senja dan terbit, yang tak kan pernah bertemu...

Selasa, 03 Juli 2012

Di Mana Ada Pertemun, Di Situ Ada Perpisahan

Di mana ada pertemun, di situ ada perpisahan..

Aku pikir, kata itulah yang pantas menggambarkan keputus asaanku kini. Aku selalu berpikir, mengapa tuhan membuatnya seperti itu? Mengapa harus ada orang baru? 
Aku tahu, itulah hidup. Namun, aku benci dengan perpisahan, perpisahan yang datang dengan tiba-tiba dan membuatku bahkan tak sempat mengucapkan salam perpisahan untuknya. Aku merasa bersalah. Selama aku mengisi kesehariannya, aku belum mampu memberi warna indah dalam hidupnya. Hingga hari perpisahan itu, aku tak tahu, apa yang harus aku lakukan. Aku ingin mengulang semuanya dari awal. Membuat perubahan di antara kami. 
Dan pertemuan, selalu menyiratkan kesangsian pada diriku. Aku takut, ragu, bila orang baru justru tak membuatku maju. Aku takut bila orang baru justru menyurutkan semangatku, mengubur hidupku. 

Semoga saja, orang baru itu, adalah orang yang mampu membimbingku lebih dari sebelumnya. Hingga aku tak lagi menyesal bila ada perpisahan lagi kelak.

I am Gone for You

Kamu menjatuhiku dengan dua macam pilihan. Memendam semuanya, dengan konsekuensi, aku harus terus tergenang dalam kubangan ketidakpastian ini. Pilihan kedua, aku harus mengungkapnnya, mengatakan rasa yang lama tersimpan padamu. Tetapi, aku tidak mampu untuk itu. Aku teramat takut kamu akan pergi meninggalkanku.
Aku hanya ingin berkata sejujurnya padamu, tanpa perlu takut kamu pergi dari hidupku, karena mungkin akulah yang akan pergi dari hidupmu. "Tolong kali ini, ijinkan aku yang pergi dari hidupmu. Jangan kamu yang pergi dari hidupku dan tinggalkan aku, karena itu rasanya sakit buatku.. Aku nggak tahu rasa apa yang sekarang ada di hatiku. Tapi aku cuma bisa ucapin terima kasih ke kamu, karena kamu udah ijinin aku merasakan perasaan ini . Maafin aku. Karena buatmu terganggu."

Dan itulah jalan yang akan kutempuh. Melupakanmu dengan cara berlari menjauhimu, meninggalkan kamu. Bukan kamu yang pergi, bukan kamu yang menghindar. Biarkan aku.. tolong, kali ini ijinkan aku... menghindar darimu, menghapus jejak namamu..

Senin, 02 Juli 2012

You Give Me many Lesson

Adakalanya aku ingin terus seperti ini, karena dengan begini aku mengerti apa itu sakit dan pedih. Aku juga belajar untuk bisa mencintai tanpa pernah dicintai. Namun, tiap kali otakku berpikir ulang, ternyata kamu lah yang membuatku tertinggal. Kamu membuat aku lumpuh. Karena kamu lah, semua tentang diriku berubah, menyimpang. Aku sadar benar, aku salah dan tak seharusnya teguh dengan rasa yang terlalu lama singgah ini. Rasa untukmu yang harusnya sudah pupus seiring dengan kepergianmu. Tetapi, sekuat apa pun aku menghindar darimu, kamu selalu kembali. Sebesar apa pun tenaga yang aku kerahkan untuk lepas dari jeratmu, aku tetap terjebak dalam ketidakpastian yang kamu buat. 
Janji yang berulang kali aku lontarkan, tak berbuah kenyataan. Aku masih saja dibayangi sosokmu. Aku masih diliputi perasaanmu dulu. Aku bahkan tak lagi bisa beranjak dari semuanya. Kamu sudah terlanjur mematri memoar itu dalam benakku. Lusa, selamanya, aku akan terus dikelabui namamu. Akan terus di hujani rindu akan senyummu.
Kamu, mungkin tak sadar, bahwa banyak sekali pengajaran yang kamu beri padaku. Belajar untuk memahami diri sendiri, bahwa kamu dan aku memang tak akan bisa satu...

Pelangi yang Tumbuh

Aku menunggu waktu itu akan kembali. Menanti kamu di tepi jalan ini. Sejenak ku pejamkan mata, berharap saat aku membukanya, kamu bediri di depan mata ini dengan membawa segenggam rasa yang telah lama aku tunggu. Dalam pejaman mata, ku mampu lihat dirimu, kumampu lihat senyummu. Namun, tatkala mata terbuka, bayang dirimu sirna bersama jutaan cahaya yang masuk ke mata. Tak ku dapati dirimu di sana. Dan bahkan, aku memang hanya mampu melihatmu dari situ, dari pejaman mataku. 
Di sini, kian lama aku kian melemah, begitu juga rasa yang ada. Rasa yang sempat ada untuk kamu sudah meluruh. Banyak orang berkata, semua akan indah pada waktunya, tetapi aku tak bisa menggapai semua. Terutama rasa yang kamu punya. Dan hingga detik ini, tak secuil pun bahagia bisa ku terima. Kamu, mungkin pernah membangun semangatku. Tetapi kini kamu melapukkan semangat yang telah kamu beri padaku, dan kamu juga sudah menyisakan pedih untuk diri ini. Terima kasih karena kamu sudah buatku begitu, satu hal yang pasti, rasa percayaku padamu masih tersisa. Aku percaya, jika kamu pasti akan terperangah kelak, Karena aku, diriku, akan bangkit dari kubangan rasa sakit. Karena aku, diriku, pasti akan tumbuh dan berovolusi jadi pelangi yang muncul setelah hujan dan badai.

Minum 8 Gelas Air Putih per Hari, Mitoskah?



Air merupakan unsur vital bagi setiap hidup manusia. Sekitar 70% tubuh terdiri dari air. Oleh karena itu, konsumsi air sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan sistem tubuh. Air putih tidak hanya sekedar menghilangkan dahaga, namun juga mempunyai segudang manfaat bagi kesehatan. Konsumsi air putih secara teratur dapat mencegah penyakit hati dan ginjal,menghilangkan racun dalam tubuh, mengurangi berat badan, mengencangkan kulit, meningkatkan kesuburan, menambah kebugaran, serta dapat mencegah dehidrasi atau kekurangan cairan.
Minum air putih sebaiknya tidak menunggu pada saat kita merasa haus saja. Rasa haus merupakan tanda bahwa tubuh kita kekurangan cairan. Jadi lebih baik anda minum air putih sebelum haus. Hingga saat ini, banyak para ahli kesehatan menganjurkan bahwa kita harus minum air putih sebanyak delapan gelas atau kurang lebih dua liter dalam sehari, Di Australia pun mereka menganjurkan untuk minum air putih sebanyak 3,4 liter dalam sehari untuk pria dewasa dan 2,8 liter dalam sehari untuk wanita dewasa.
Hal ini disanggah dan dianggap hanya mitos bagi seorang dosen dari La Trobe University yang bernama Spero Tsindos. Kebutuhan setiap orang untuk minum air putih berbeda-beda tergantung pada tinggi badan, usia, aktivitas, berat badan, serta lingkungan tempat tinggal kita Selain itu, kiita juga tidak harus selalu minum air putih jika kita merasa haus, lewat buah-buahan dan sayuran serta minuman lain juga dapat menggantikan cairan di dalam tubuh kita.
Tsindos beranggapan bahwa kebutuhan air bagi tubuh manusia bisa didapat dari sayur-sayuran, buah-buahan, teh, jus, maupun kopi. Jadi, apabila kita merasa haus kita tidak dituntut untuk minum air putih saja, lewat minum minuman lain dan mengonsumsi buah dan sayuran juga dapat menghilangkan rasa haus.
Keharusan untuk minum air putih sebanyak dua liter dalam sehari tidak memiliki dasar karena dengan mengonsumsi buah, minum teh atau kopi juga dapat memenuhi kebutuhan cairan di dalam tubuh kita. Menurut Tsindos, minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak dalam sekaligus tidak ada gunanya  karena kelebihan cairan dalam tubuh akan dikeluarkan lewat urin.
Anjuran untuk minum delapan gelas air putih dalam sehari ternyata berasal dari jurnal yang diterbitkan pada tahun 1945 di Amerika Serikat, sedangkan anjuran untuk minum air putih sebanyak 2,5 liter dalam sehari ternyata hasil rekomendasi dari Akademi Sains Australia.
Meski telah muncul berbagai pendapat mengenai konsumsi air putih tapi tetap saja tubuh kita membutuhkan hal yang satu ini sebagai kebutuhan pokok kita. Maka perlu dianjurkan bahwa minum air putih tidak harus menunggu saat kita merasa haus saja, dan memang anjuran untuk minum air putih sebanyak delapan gelas dalam sehari hanya mitos sebab berbagai makanan dan minuman juga dapat mengembalikan cairan di dalam tubuh kita. Jika kebutuhan akan cairan setiap orang berbeda-beda, maka asupan cairan dalam tubuh kita pun berbeda pula dengan yang lainnya.

kompas.com

Minggu, 01 Juli 2012

Kepingan Hati


Kubilang, rasa yang saat ini merayapi hatiku sangat amat membuatku tersiksa. Kubilang, gejolak yang berdebur keras di relung hatiku terlalu sakit tiap kali mata ini menatapmu berdiri seorang diri. Kubilang, degup jantung yang selalu lebih cepat berpacu setiap ada kamu begitu menggangguku dan membuatku serasa jauh darimu. Dan semua itu mengharuskanku memutar otak lebih cepat, mengharuskanku membuka telinga lebih lebar untuk mendengar celotehan hati ini, bahwa dia butuh penyembuh, bahwa hati ini butuh kamu, butuh hadirmu. Tetapi, dunia berujar pada hatiku, bahwa aku harus mulai menjauhkan hatiku dari dirimu, dari hatimu. Karena kita seperti 2 kutub magnet yang saling tolak menolak. Selamanya, kita tak akan pernah bisa sama dan searah, kamu dan aku, langit dan bumi yang berjalan sendiri-sendiri. Sampai kapan pun, kita akan tetap begitu, bila kamu selalu membuatnya seperti itu.


Dan hari ini, masih dengan berlinang air mata aku bertanya pasrah "Haruskah aku menunggumu? Haruskah aku biarkan hati ini dihujani sakit yang jauh lebih dalam? Kamu tahu, sebilur luka saja sudah mampu menjadikan hatiku hancur berkeping-keping. Tetapi.. nyatanya, kamu sama sekali tak memahami semua itu. Karena kamu, karena hatimu, sudah terenggut oleh sesuatu yang kamu sebut cinta. Karena matamu, sudah buta oleh sebuah kata yang disebut cinta. Padahal sejatinya, rasa yang kamu beri padanya, hanya sebatas suka yang tak lebih dari cinta. Karena cinta sesungguhnya, bukan karena kamu menyayanginya, tetapi karena kamu rela terluka hanya untuknya."


-Sekali lagi maaf dan terima kasih


Mati Rasa

Rinai air mata ini mungkin tak mampu melukiskan seberapa terlukanya aku. Bulir air mata ini tentu tak sejajar dengan semua pengorbananku untuk kamu. Aku juga tahu, berapa mili pun air mata yang merebak, tak kan bisa menjelaskan seberapa dalamnya aku terluka karena kamu. Satu hal yang pasti, masih ada setitik rasa untuk kamu di dalam dasar jurang hati ini. Tetapi, mungkin rasa itu telah sirna, mungkin rasa itu telah berubah, karena sekarang nyatanya, aku tak bisa merasakan apa-apa. Hatiku mungkin lelah dan mulai mati rasa. Itu semua bukan karena kamu, bukan karena dirimu, tetapi karena perasaanmu. Perasaanmu memupuskan hidupku, merobek semua harapan yang sempat tumbuh. Perasaanmu perlahan menggiringku menuju kesengsaraan dan rasa sakit. Perasaanmu padaku lah yang telah membuat aku kian terhimpit dalam segala ancaman duka. Kamu dan perasaanmu. Aku butuh kamu dan perasaanmu. Tetapi perasaanmu yang seperti itu, membuat tubuhmu dan dirimu berangsur menjauh. Dan kini, kamu, juga perasaanmu benar-benar hilang. 
Hatiku terus mengelabu. Sangsi menanti kamu dan perasaanmu akan kembali. Hingga detik ini, satu kata yang kembali terucap di bibirku, "Aku mati karenamu"
 

Template by Best Web Hosting